Seperti yang kita ketahui, satu hari terdiri dari 24 jam, dan ada 168 jam dalam satu minggu. Kita tentu juga tahu bahwa kadang-kadang waktu terasa cepat berlalu tanpa kita sadari. Kita tidak harus belajar secara teori untuk mengetahui bahwa waktu adalah realtif. Ketika di hadapan pada tenggang waktu, menit demi menit terasa berjalan lebih cepat dibanding saat Kita mengikuti kuliah yang membosankan. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat modern yang serba cepat, waktu seolah-olah berlalu kurang dari 60 menit. Ketika kita menghabiskan waktu satu jam dengan kolega lama atau dengan orang yang sangat Kita temui, misalnya, tampak seolah-olah Kita kekurangan waktu. Hal yang sama terjadi saat Kita ketika Kita menonton dua sitcom televisi.
Mengapa kita merasa tidak nyaman saat waktu berlalu dengan cepat? Fisiologi manusia terbentuk selama puluhan ribu tahun. Diperlukan waktu yang panjang untuk berkembang menjadi spesies seperti sekarang ini. Sementara itu, aktivitas masyarakat sekarang semakin hari semakin cepat. Dalam pekerjaan, Kita lebih banyak menerima orang telepon, lebih banyak faksimili, lebih banyak e-mail, dan lebih banyak orang mengetuk pintu kantor Kita, tapi yang pasti setiap waktu berpacu dengan cepat, setidaknya dari sudut pandang persepsi. Di rumah, ada banyak saluran televisi, lebih banyak tontonan, lebih banyak majalah, lebih banyak buku, dan lebih banyak lebih banyak barang kebutuhan sehari-hari yang membuat seolah-olah setiap jam dan setiap hari berlalu dengan cepat.
Masyarakat sekitar kita menyatakan, “Lakukan pekerjaan banyak, segera, tanda tangani.” Akan tetapi, kita hanya dapat melakukan beberapa pejerjaan dan memfokuskannya dalam hitungan minggu, hari atau jam. Saat ini, jarang kita menemukan nasihat yang mengatakan: Lakukan lebih sedikit pekerjaan, Batasi jenis pekerjaan dan Berusahalah untuk lebih selektif.
Hal-hal yang menyita waktu dan perhatian kita semakin bertambah, tetapi hidup kita sendiri terbatas. Kita suatu saat meninggal, begitu juga saya, setiap orang akan meninggal. Kita berharap memiliki usia panjang dan kehidupan yang bahagia sebelum meninggal. Ketika berada di ambang akhir usia, dapatkah kita melihat kembali ke masa lalu dan berkata bahwa kita memiliki waktu untuk mengenangnya, merenungkannya dan menikmatinya ketika hal-hal tersbut tidak terjadi?
Salah satu kunci untuk menggunakan waktu dengan efektif adalah menghargai prinsip pokok sebagaimana dikemukakan oleh Robert Fritz, penulis The Path of Least Resistance. Dia mengatakan, “Melakukan sesuatu pada saat itu juga merupakan saat yang paling penting dalam hidup Kita.” Bagaimana Fritz tahu bahwa melakukan sesuatu pada saat itu juga adalah hal paling penting dalam setiap kehidup Kita? Apa yang dia maksudkan dengan pertanyaan tersebut? Yang ia maksudkan adalah setiap kejadian dalam hidup Kita, terutama melakukan sesuatu saat itu juga, hendaknya Kita sadari bahwa itu hanya dapat dilakukan pada saat kejadian itu terjadi. Sebagai contoh, Kita hanya dapat menikmati makan Kita pada saat jam makan, atau luar jam kerja, atau setelah Kita menyelesaikan tugas-tugas Kita.
Bayangkan hal berikut: Kita dipekerjakan dalam sebuah proyek tapi Kita berleha-leha atau melakukan hal-hal sepele atau mengalihkan perhatian Kita ke bidang pekerjaan lainnya. Apakah Kita betul-betul tahu bahwa melakukan pekerjaan pada saat itu juga adalah saat paling penting dalam hidup Kita? Kemungkinan tidak. Jika Kita tahu bahwa melakukan pekerjaan pada saat itu juga merupakan waktu paling penting dalam hidup Kita, maka akan jauh lebih mudah bagi kita untuk berkonsentrasi pada pekerjaan pokok Kita. Rencanakan apa yang harus Kita kerjakan dalam jam itu, hari itu, dan seterusnya.
Untuk kelanjutannya silahkan baca di artikel berikutnya,,,,,,,,,,,,,,,